Ruang Kreatif yang Menyembuhkan: Knitting, Crocheting, Embroidery, dan Kesehatan Jiwa

Dalam dunia yang bergerak cepat, banyak orang mencari pelarian dari hiruk pikuk dengan aktivitas yang menenangkan. Salah satu yang mulai kembali populer adalah pekerjaan kreatif berbasis tangan seperti knitting, crocheting, dan embroidery. Pada pandangan pertama, kegiatan ini tampak sederhana, hanya seutas benang yang dililitkan menjadi pola. Namun di balik gerakan berulang itu, terdapat ruang reflektif yang mampu meredakan kecemasan, menurunkan ketegangan pikiran, bahkan menjadi semacam meditasi yang terwujud dalam bentuk nyata. (Teori Flow, Mihály Csíkszentmihályi, 1990).

Kreatifitas Bermedium Benang sebagai Meditasi Aktif

Dalam psikologi modern, aktivitas repetitif sering kali diasosiasikan dengan kondisi flow, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Mihály Csíkszentmihályi. Flow adalah keadaan ketika seseorang begitu larut dalam sebuah aktivitas hingga waktu seolah meluruh dan pikiran tidak lagi terpecah pada kekhawatiran sehari-hari. Knitting dan crocheting menghadirkan pengalaman itu: gerakan jarum, ritme pola, dan fokus pada detail kecil menciptakan “ruang aman” yang menyingkirkan kebisingan di dalam pikiran.

American Journal of Occupational Therapy (2019) mencatat bahwa aktivitas manual kreatif, termasuk merajut, terbukti mengurangi gejala kecemasan pada individu yang mengalami generalized anxiety disorder. Bahkan, penelitian dari University of British Columbia (2013) menunjukkan 81% partisipan yang melakukan knitting secara rutin melaporkan tingkat stres yang lebih rendah serta peningkatan suasana hati.

Filosofi Benang dan Ketenangan

Di balik manfaat psikologis, ada filosofi yang dapat kita renungkan. Benang yang kusut dapat kembali tertata melalui kesabaran tangan. Demikian pula pikiran yang kusut karena kecemasan, perlahan diluruskan dengan ritme gerakan yang sederhana namun konsisten. Filosofi ini mencerminkan prinsip mindfulness: hadir sepenuhnya pada momen sekarang tanpa menghakimi.

Jon Kabat-Zinn, pelopor Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR), menekankan pentingnya latihan kehadiran melalui aktivitas sederhana sehari-hari. Knitting, crocheting dan embroidery menjadi sarana aktualisasi dari ide ini: kesadaran penuh pada setiap tusukan jarum, setiap pola, setiap tarikan benang. Tidak ada hasil instan; semuanya membutuhkan waktu dan pengulangan. Dari sinilah lahir ketahanan batin—suatu keterampilan yang tak kalah penting dalam menghadapi dunia modern.

Menariknya, kreatifitas menggunakan medium benang ini tidak hanya memberikan ketenangan personal, tetapi juga membuka ruang perjumpaan. Komunitas merajut yang tersebar di berbagai negara—dan kini berkembang pesat di Indonesia—menjadi bentuk terapi kolektif. Menurut studi dari Journal of Occupational Science (2020), perasaan kebersamaan dalam kelompok rajut memperkuat koneksi sosial, yang pada gilirannya menurunkan risiko depresi.

Filosofi ini sejalan dengan pemikiran psikolog sosial Barbara Fredrickson tentang broaden-and-build theory, yang menyatakan bahwa emosi positif tidak hanya meningkatkan kesehatan mental individu, tetapi juga memperluas kapasitas sosial dan kreativitas. Ketika kita duduk bersama, merajut sambil berbagi cerita, benang tidak hanya membentuk pola, melainkan juga jembatan antarjiwa.

Mungkin di sinilah letak relevansinya bagi generasi yang hidup dalam derasnya arus digital. Layar menghadirkan kecepatan, sementara benang mengajarkan kesabaran. Dunia maya memicu keterputusan, sementara jarum rajut menuntun kita pada keterhubungan—baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.Pada akhirnya, knitting, crocheting, dan embroidery adalah bentuk kontemplasi praktis. Ia bukan sekadar hobi, tetapi sebuah laku batin. Dalam setiap pola yang lahir, kita belajar bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari sesuatu yang besar dan kompleks. Kadang, ia hadir dari gerakan kecil yang diulang-ulang, dari kesabaran menunggu hasil, dari benang sederhana yang akhirnya menjadi karya penuh makna.

Pendiri sekaligus Direktur Program, Melihat Lebih Jernih. Penulis, editor lepas, dan kontributor di Magdalene.co ini adalah program director Melihat Lebih Jernih. Ia telah menerbitkan novel, buku pengayaan, dan buku pengembangan diri, serta menjuarai berbagai kompetisi menulis nasional. Aktif menginisiasi kegiatan literasi Sindikasi Aksara di Bandung, Foggy kini fokus pada mindfulness writing sebagai sarana merawat kesehatan jiwa.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *