Mindfulness: Menemukan Sisi Terang dan Gelap Keberadaan

Tak semua orang menemukan damai lewat mindfulness. Kadang, yang muncul justru kenangan yang lama terkubur, rasa takut yang belum sempat dipahami, atau pikiran-pikiran yang berlarian tanpa arah. Di saat seperti itu, diam justru terasa bising, dan kesadaran menjadi hal paling sulit untuk dijangkau.

Namun barangkali, di sanalah letak kekuatannya. Mindfulness bukan tentang menenangkan pikiran yang gaduh, melainkan tentang berani mendengarkan isi kepala sendiri. Tentang hadir sepenuhnya di momen kini, meski di dalamnya ada kekacauan, keresahan, bahkan rasa gagal yang belum selesai kita hadapi.

Dalam tulisannya di Bandung Bergerak, Foggy FF menelusuri perjalanan personal sekaligus reflektif tentang bagaimana praktik mindfulness bisa menjadi ruang yang menenangkan—sekaligus menantang. Ia menulis tentang kecemasan, tentang keberanian untuk berhenti sejenak, dan tentang menerima bahwa ketenangan tidak selalu berarti bebas dari kegelisahan.

Baca selengkapnya di Bandung Bergerak: “Mindfulness: Menemukan Sisi Terang dan Gelap Keberadaan.”


Gerakan Melihat Lebih Jernih akan terus mengajak kita menciptakan ruang rehat—ruang bernapas, ruang pulih—melalui berbagai medium: tulisan, diskusi, karya, hingga perjumpaan. Salah satunya melalui Ruang Temu, workshop pada 8 November 2025 mendatang, tempat kami membuka ruang sederhana untuk rehat, refleksi, dan menyadari diri—pelan-pelan, tapi bersama. Kunjungi melihatlebihjernih.com/daftar untuk pendaftaran.

Gerakan yang mengajak kita menciptakan ruang rehat—ruang bernapas, ruang pulih—melalui berbagai medium: tulisan, diskusi, karya, hingga perjumpaan.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *